Kenali Model Bisnis D2C yang Membantu Meningkatkan Profit Bisnis

 



Direct to Consumer Jadi Model Bisnis Baru Bagi Merek - SUARA-PEMBARUAN.com,  News Aggregator


Menurut Jasa Iklan Google Jakarta direct to consumer merupakan model bisnis yang sedang populer di kalangan pebisnis. Mengapa begitu? Karena, model bisnis tersebut membantu bisnis agar tetap relevan dengan dorongan digital presence yang mumpuni.


Saat pertama kali melakukan bisnis, mungkin Anda bingung harus mendistribusikan produk kemana? Jangan khawatir. Anda dapat berjualan tanpa bantuan perantara atau distributor. Hal tersebut dapat dilakukan dengan model bisnis direct to consumer (D2C).


Ingin tahu lebih lanjut apa itu direct to consumer? Yuk simak lebih lanjut artikel ini untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.


Apa itu Model Bisnis Direct to Consumer (D2C)


Direct to consumer (D2C) merupakan model bisnis untuk melakukan penjualan tanpa perantara. Secara sederhana, bisnis Anda yang memproduksi, mengemas, dan mengirimkan produk tersebut tanpa bantuan pihak ketiga.


Nah, yang dimaksud dengan perantara dapat bermacam-macam. Mulai dari dropshipper, reseller, hingga toko retail. Tanpa adanya pihak ketiga, Anda dapat memasarkan produk melalui channel yang Anda miliki sendiri. Mulai dari website hingga toko fisik. Maka bisnis Anda dapat terhubung langsung dengan konsumen.Model Bisnis D2C: Pengertian, Keunggulan dan Kelemahannya - Accurate Online


Tapi apakah direct to consumer (D2C) merupakan model bisnis yang ideal?


Belum tentu. Semuanya tergantung dari jenis bisnis yang sedang Anda lakukan, begitu juga dengan tujuan pemasarannya. Tidak dapat dipungkiri, model bisnis ini memiliki manfaat tersendiri saat Anda menerapkannya.


Keunggulan Model Bisnis Direct to Consumer (D2C)


Berikut adalah beberapa keunggulan direct to consumer (D2C) yang Anda dapatkan saat menerapkan model bisnis tersebut.


  1. Mendapatkan Keuntungan yang Lebih Banyak


Dengan menjual produk sendiri, Anda akan bebas untuk menetapkan harga produk di pasaran. Jika dibantu perantara, tentunya harga produk dipasaran akan naik.Karena perantara harus meningkatkan harga untuk mendapatkan margin keuntungan.


  1. Dapat Mengidentifikasi Data Konsumen


Jika menggunakan perantara, Anda akan kesulitan untuk mendapatkan data konsumen secara langsung. Justru perantara Anda yang akan mendapatkan seluruh informasi terkait konsumen. Maka dari itu, model bisnis direct to consumer memungkinkan Anda untuk terhubung langsung dengan konsumen dan mengumpulkan data mereka akan mudah. Terdapat dua jenis identifikasi yang dapat Anda lakukan, yaitu: karakteristik konsumen dan perilaku konsumen.


  1. Dapat Bebas Menentukan Cara Penawaran Produk


Penjualan via online marketplace atau website perantara dapat membatasi kreativitas Anda dalam melakukan penawaran. Karena Anda harus mengikuti semua aturan yang ada di dalam platform watau website tersebut. Terutama dalam hal menginput produk.


Sebaliknya, jika Anda menjual sebuah produk di platform sendiri, Anda akan bebas untuk menentukan cara penawaran yang Anda inginkan.


Kelemahan Model Bisnis Direct to Consumer (D2C)

  • Memerlukan Persiapan yang Panjang

  • Harus Menghadapi Konsumen Secara Langsung


Contoh Bisnis yang Menerapkan Model Direct to Consumer (D2C)

  • Eiger

  • J.Co Donut and Coffee

  • Kartika Sari

Demikian informasi yang dapat kami sampaikan mengenai apa itu model bisnis direct to consumer (D2C). Semoga informasi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Jika Anda sedang menjalankan sebuah bisnis dan ingin menggunakan Jasa Iklan Google Jakarta terpercaya seperti The Conversion. Anda dapat berkonsultasi langsung dengan pakarnya secara GRATISSS dengan menghubungi kami di nomor 081294795042.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sudah Mengetahui Jenis Iklan Google Ads? Ini Rahasianya!

Mengenal Apa Itu Content Creator dan Kriterianya

BAGAIMANA STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN EFEKTIF?